Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti apakah perusahaan di Indonesia menggunakan liabilitas pajak tangguhan bersih untuk melakukan perataan laba sebagai indikator manajemen laba untuk menghindari penurunan laba. Manajer suatu perusahaan cenderung untuk melakukan peningkatan laba komersial tanpa juga meningkatkan laba fiskalnya. Penelitian ini dilakukan pada 53 perusahaan di sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2018. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik dan regresi data panel dengan menggunakan aplikasi SPSS dan GRETL. Penelitian ini mengambil hasil dan kesimpulan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia menggunakan liabilitas pajak tangguhan bersih untuk melakukan perataan laba untuk menghindari penurunan laba. Hasil lain diperoleh juga akrual dan penangguhan pendapatan dan beban sebagai komponen liabilitas pajak tangguhan bersih untuk melakukan perataan laba. Penelitian ini juga memperoleh hasil 5 pemegang saham terbesar mempengaruhi perubahan komponen liabilitas pajak tangguhan bersih untuk melakukan manajemen laba.