Penutupan tempat prostitusi Gang Dolly tahun 2014, mengakibatkan kesenjangan pendapatan warga sekitar yang menggantungkan roda ekonominya pada aktivitas tersebut. Dalam perkembangannya, pemerintah kota mulai mengubah citra Gang Dolly dengan mendirikan UKM kreatif, di antaranya adalah Rumah Batik. Rumah Batik terdiri dari tiga UKM Batik yang masing-masing ketuanya dulunya berasal dari Gang Dolly. Batik ini memiliki tiga motif khas utama, yakni: Daun Jarak, Kepompong, Kupu-Kupu. Motif tersebut mewakili sebagaimana kawasan eks-lokalisasi Gang Dolly bermetamorfosis layaknya kupu-kupu, menjadi industri kreatif seperti sekarang. Namun sayangnya, keterbatasan pada publikasi mengakibatkan Rumah Batik belum dikenal secara luas oleh masyarakat Surabaya. Sehingga diperlukan media yang komunikatif dan sesuai dengan target audiens. Maka, dirancang fotografi fashion yang bertema Dollymorphosa, yang akan dilakukan di daerah Dolly pada waktu pagi dan malam, agar dapat citra baru Gang Dolly dapat diperlihatkan. Perancangan fotografi fashion ini akan mengkomunikasikan secara efektif dalam mengenalkan batik eks-lokalisasi tersebut, dan juga mendokumentasikan secara nyata citra Gang Dolly yang baru kepada golongan dewasa muda.