Mahasiswa pribumi minati sastra Tionghoa

Pasca runtuhnya rezim orde baru digantikan era reformasi yang mengakui hak asasi etnis Tionghoa di Indonesia, membuka kesempatan bagi warga minoritas ini untuk menjadi warga negara seutuhnya yang bisa memiliki hak-haknya. Salah satunya adalah hak, memperoleh pendidikan yang layak. Berbagai lembaga pendidikan hingga universitas pun berbondong-bondong melakukan reformasi pendidikan. Termasuk membuat program jurusan khusus bahasa Mandarin. Seperti yang dilakukan Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya. Dengan membuka program studi bahasa dan sastra Tionghoa. Kepala Humas UK Petra Surabaya, Ajeng Dyah Puspita Sari, saat ditemui Radar Surabaya, kemarin (31/7), mengakui kalau pihaknya sengaja membuka program studi (prodi) Bahasa dan Sastra Mandarin untuk memberikan kesempatan bagi etnis Tionghba atau pribumi memahami bahasa asli negeri tirai bambu tersebut. Pada 2011 lalu, UK Petra bahkan menjalin kerja sama bersama Huaqiao University di Tiongkok melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), paparnya. Bahkan diungkapkan oleh Ajeng, sampai saat ini tercatat tidak hanya mahasiswa keturunan Tionghoa semata yang mengikuti program studi tersebut. Beberapa di antaranya banyak pula mahasiswa pribumi yang berminat untuk mengikuti program studi sastra Tionghoa, tambahnya.

Unknown Unknown PT Radar Media Surabaya Indonesian Petra Chronicle Newspaper clippings Unknown Radar Surabaya, 13 Agustus 2013 CHINESE LITERATURE--STUDY AND TEACHING; INDONESIAN LITERATURE (CHINESE)

Files