Siapa yang tahu tentang Kampung Lengkong Ulama, Serpong? Mungkin dikenal oleh “kaum bersarung” saja, karena bergaung hanya di media-media agama. Tahun 1983, muncullah buku sejarah kampung ini karangan sekaligus termasuk terjemahan dari naskah kuno kampung ini oleh tokoh setempat; Ustadz Mukri Mian, namun tidak dipenerbitkan. Pada tahun 2009, hadir satu buku pencerah karangan arkeolog Indonesia; alm. Uka Tjandrasasmita. Hingga kini, baru beliaulah orang pertama yang meneliti kampung ini dari sudut pandang arkeologi, dengan kajian terhadap naskah dan peninggalan berupa makam. Namun beliau tidak menyebutkan tentang pola kampung ini, sebagaimana Ustadz Mukri Mian gambarkan dalam bukunya, bahwa posisi bangunan-bangunannya mengikuti posisi arah kiblat. Apakah pola permukiman Kampung Lengkong Ulama mengikuti posisi arah kiblat? Penelitian ini adalah penelitian baru yang bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui pola kampung ini dan bagaimana proses terbentuknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dari sudut pandang arsitektur. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa pola Kampung Lengkong Ulama mengikuti posisi arah kiblat dan secara unik terletak pada bibir sungai yang juga mengikuti posisi arah kiblat. Selain itu, penempatan makam pendiri kampung ini di atas bukit memiliki benang merah dengan kebiasaan yang terjadi pada masyarakat dan kerajaan-kerajaan jawa pada umumnya mengenai dunia dan akhirat.