Pada th. 1920 an muncul suatu gaya arsitektur yang disebut sebagai arsitektur Indo Eropa (Indo Europeesche Stijl). Bentuk arsitektur ini merupakan perpaduan antara arsitektur modern Eropa dan arsitektur setempat. Gagasan ini dipelopri oleh Maclaine Pont dan Thomas Karsten. Gaya arsitektur ini menjadi perdebatan yang seru antara Pont dan Wolf Schoemaker (guru besar arsitektur ITB pada jaman itu). Karena iklim kolonial pada waktu itu, maka pada th. `30 dan `40 an ide arsitektur Indo Eropa kemudian menghilang dengan sendirinya. Berlage dan van Romondt berpesan bahwa terbentuknya arsitektur Indonesia harus datang dari kita sendiri. Arsitek Belanda beserta pengetahuan Barat hanya membantu untuk mengantarkan kedepan pintu gerbang saja. Perjalanan selanjutnya harus dilakukan oleh kita sendiri. Tulisan ini ingin mengingatkan pada kita semua pesan yang diberikan beliau-beliau tersebut tiga perempat abad yang lampau.