Sejarah batik dimulai saat pelabuhan Muara Jati (Cirebon) menjadi tempat persinggahan pedagang Tiongkok, Arab, persia, dan india. Saat itu terjadi asimilasi dan akulturasi beragam budaya yang menghasilkan banyak tradisi baru bagi masyarakat Cirebon. Saat itu terjadi asimilasi dan akulturasi beragam budaya yang menghasilkan banyak tradisi baru bagi masyarakat Cirebon. Pernikahan Putri Ong Tien dan Sunan Gunung Jati merupakan pintu gerbang masuknya budaya Tiongkok ke keraton. Ketika itu, keraton menjadi pusat kosmik sehingga ide, pernik-pernik tradisi dan budaya Cina yang masuk bersama Putri Ong Tien sebagai persembahan untuk Sunan Gunung Jati menjadi pusat perhatian para seniman Cirebon. Gambar simbol kebudayaan Cina seperti burung hong (phoenix), liong (naga), kupu-kupu, kilin, banji (swastika atau simbol kehidupan abadi) menjadi akrab dengan masyarakat Cirebon. Para pebatik keraton menuangkannya dalam karya batik. Salah satunya motif mega mendung.