Arsitektur vernakular Nabire dan kondisi Nabire pasca gempa

Pada saat bencana alam di Nabire yang terjadi Februari 2004 dan November 2004, banyak bangunan roboh dan rusak. Kerugian sangat besar dan mengakibatkan kerugian baik material maupun keselamatan manusia. Kerusakan yang parah sering diakibatkan oleh salahnya penerapan konstruksi dan salah dalam pemilihan bahan bangunan. Sementara itu pasca bencana, menyisakan kesulitan berupa lamanya membangun bangunan penampungan korban bencana, sehingga seringkali korban bencana hanya ditampung di tenda saja. Akibatnya muncul masalah sosial dan kesehatan. Bangunan yang roboh juga membutuhkan waktu yang lama untuk dibangun kembali. Hal ini mendorong pemikiran untuk mengembangkan rumah cepat bangun yang dapat diterima masyarakat, pada saat bencana telah berlalu. Pada penelitian tahun I ini, dilakukan pengumpulan data tentang arsitektur tradisional dan arsitektur vernakular di Nabire, untuk memahami secara lebih dekat segala permasalahan yang harus dihadapi dan potensi yang dapat dikembangkan untuk membangun rumah Rakyat. Penggalian arsitektur vernakular, diharapkan tidak hanya mendekatkan rumah tinggal yang akan dibangun kembali nantinya, sesuai dengan segala aktifitas dan budaya masyarakat setempat, namun juga untuk lebih mudah dipahami dan mudah dikerjakan sendiri oleh masyarakat, karena bentuk konstruksi dan arsitekturnya sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka.

LMF. PURWANTO; C SRI GAYATRI Unknown Universitas Kristen Petra Indonesian eDIMENSI Journal Unknown Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 35, No. 1, Juli 2007: 13-22; L.M.F. Purwanto (NA00000295), C. Sri Gayatri (NA00000586) Unknown

Files