Gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 telah merusak berbagai infrastruktur dan
menyebabkan ribuan korban meninggal. Bantul merupakan salah satu area di Yogyakarta dengan jumlah korban terbanyak.
Hal tersebut dikarenakan aktifnya kembali zona patahan Opak dan masih kurangnya informasi mengenai gempa. Agar
dampak dari gempa bumi dapat dikurangi dan pengetahuan warga tentang gempa dapat ditingkatkan maka permasalahan
yang ingin diangkat adalah bagaimana merancang sebuah Pusat Pembelajaran Gempa dengan sensitivitas tapak tinggi dan
pembelajaran yang komprehensif. Langkah pertama, tapak sebagai formgiver berusaha dieksplorasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kedua, tulisan ini bertujuan untuk menemukan konsep yang efektif untuk diaplikasikan dalam Pusat
Pembelajaran Gempa. Pada akhirnya konsep yang diterapkan adalah pengalaman ruang karena menurut beberapa teori hal
tersebut dapat memberikan pemahaman kepada setiap individu mengenai suatu informasi lebih dalam.