Daur-hidup-gedung dalam sistem arsitektur

Eco atau Environmental Labeling, sertifikasi pengakuan atas produk-produk berkelanjutan, hanya dapat dilakukan di negara-negara dengan kondisi ekonomi yang mantap dengan menggunakan Life Cycle Analysis (LCA), sebuah instrumen berbasis paradigma cradle-to-grave untuk mengukur tingkat keberlanjutan produk-produk bersangkutan, dengan cara mengevaluasi jumlah enerji, biaya, dan dampak-dampak lingkungan lain yang akan digunakan dan terjadi di sepanjang daur-hidup-produk. Bagaimana halnya dengan gedung-gedung sebagai produk arsitektur yang senantiasa melibatkan enerji? Pendekatan arsitektur sebagai sistem yang ditawarkan Handler secara praktis memiliki kesamaan paradigma dengan LCA apabila dilengkapi pengelolaan gedung di akhir kegunaannya, selain itu beberapa teoritisi dan praktisi arsitektur seperti Steele, Vale, dan Yeang telah merumuskan pula kriteria desain yang secara intrinsik berdasarkan paradigma cradle-to-grave, oleh sebab itu tampaknya kita harus lebih waspada dalam merancang arsitektur agar lebih berkualitas dan andal di dalam keterbatasan sumber daya yaitu dengan senantiasa menganalisis daur-hidup-gedung dalam sistem arsitektur.

WANITA SUBADRA ABIOSO Unknown Universitas Kristen Petra Indonesian eDIMENSI Journal Unknown Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 35, No. 2, Desember 2007: 128-135; Wanita Subadra Abioso (NA00000578) Unknown

Files